Sudah
pernah mendengar kuliner khas Cianjur, Geco? Melihat dari namanya mungkin anda
menebak-nebak geco ini adalah sebuah akronim atau singkatan. Seperti sudah
menjadi tradisi, kuliner khas Sunda biasanya menyingkat komponen bahan
penyusunnya seperti Batagor yang merupakan singkatan dari Baso Tahu Goreng atau
Cireng yang merupakan singkatan dari Aci Goreng. Geco pun ternyata merupakan
akronim atau singkatan dari Tauge dan Tauco. Yaa penggunaan tauco memang sangat
khas untuk kuliner dari tanah Sunda.
Sumber foto http://www.sajiansedap.com/ |
Sekilas
makanan geco ini mirip dengan kupat tahu namun bedanya untuk geco bahan
utamanya menggunakan tauco. Geco sendiri memiliki cita rasa yang unik yaitu ada
rasa asam yang lembut, manis, segar, dan gurih. Hmm kuliner yang cukup menggugah
selera makan J
Bahan
untuk membuat geco mudah didapat dan cara penyajiannya pun cukup mudah. Isi
dari olahan geco biasanya terdiri atas irisan ketupat, rebusan tauge, dan mie
sagu yang kemudian disiram dengan bumbu tauco. Bumbu tauco sebelumnya ditumis
bersama dengan tomat kemudian ditambah dengan cuka lahang yang berasal dari
nira aren atau kelapa. Geco akan semakin nikmat jika dilengkapi dengan daun
bawang dan udang. Sebagai tambahan lauk anda bisa melengkapi dengan irisan
kentang goreng, tahu goreng, telur rebus dan kerupuk.
Bumbu
tauco yang digunakan untuk geco terbuat dari biji kedelai yang telah direbus,
dihaluskan kemudian diaduk dengan tepung terigu kemudian dibiarkan sampai
tumbuh jamur atau mengalami proses fermentasi. Fermentasi tauco dilakukan
dengan direndam dalam air garam kemudian dijemur di bawah terik matahari selama
beberapa minggu sampai menghasilkan aroma khas tauco atau rendaman berubah
warna menjadi warna cokelat kemerahan.
Saat
ini penjual geco sudah mulai jarang dan sulit ditemukan. Penjual geco yang
terkenal yaitu Geco Nusasari Pak Iding di jalan Siti Jenab No. 24 Cianjur.
Kedai geco Pak Iding ini berada di dekat Mesjid Agung Cianjur. Biasanya kedai
ini buka dari jam 9 pagi sampai jam 7 malam. Geco Pak Iding biasanya berjualan
menggunakan gerobak sederhana berwarna biru dan mangkal di depan garasi rumah
yang tidak berpenghuni. Di sana Pak Iding melengkapi gerobaknya dengan
mendirikan tenda kecil agar pelanggannya merasa nyaman saat menyantap geco.
Pak
Iding sendiri masih mempertahankan resep bumbu dari ayahnya. Usaha berjualan
geco ini memang telah dirintis almarhum ayah pak Iding sejak tahun 1950. Di
Cianjur sendiri geco mulai terkenal pada tahun tujuh puluh sampai tahun delapan
puluhan yang dibuat oleh bapak Abdurahman (ayah pak Iding) atau biasanya para
pelanggan lebih mengenal dengan nama pak Bendol. Pada saat itu nama kuliner ini
masih biasa disebut Goclang atau toge dan kacang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar