Kamis, 16 April 2015

JENANG PECEL KHAS BOYOLALI

Jenang Pecel? Pecel kok dimakan dengan jenang yaa? Mungkin ada sebagian dari kita akan bingung ketika mendengar nama kuliner khas Boyolali ini. Tapi jangan bingung dulu, karena jenang yang disantap dengan pecel ini bukan seperti jenang yang ada di Kudus. Seperti yang kita tahu sebelumnya kota Kudus juga terkenal dengan oleh-oleh jenang. Namun jenang khas kota Kudus ini adalah cemilan manis sejenis dodol dari Garut.

Sumber foto http://www.sajiansedap.com/
Pantas saja kalau kita sedikit bingung ketika mendengar nama kuliner jenang pecel. Bagaimana bisa jenang cemilan manis dimakan dengan lauk aneka sayuran rebus yang disiram dengan bumbu kacang. Aneh memang jika dibayangkan, hehe. Jenang yang digunakan untuk kuliner ini adalah bubur sumsum putih yang terbuat dari tepung beras. Nah sudah tidak bingung lagi kan? Kita juga sudah mulai bisa membayangkan bagaimana rasanya bubur sumsum disantap dengan pecel.

Biasanya memang pecel disantap dengan nasi putih atau menggunakan lontong. Jika anda ingin merasakan sensasi lain ketika menyantap pecel maka anda wajib mencicipi kuliner tradisional ini. Ketika menyantap jenang pecel ini memang ada sensasi unik yang pasti berbeda dengan menyantap pecel menggunakan nasi atau lontong. Menyantap pecel dengan bubur sumsum yang bertekstur lembut dan langsung lumer di mulut pasti akan memberikan kesan tersendiri.

Sayangnya saat ini pedagang yang menjual jenang pecel sudah sulit untuk dijumpai. Di Boyolali biasanya jenang pecel dijajakan di warung-warung kecil yang ada di perkampungan penduduk. Terkadang ada juga pedagang yang menjualnya dengan cara berkeliling menggunakan gendongan atau dengan cara memanggul dagangannya di punggung.

Namun jika anda ingin mencicipi kuliner tradisional ini tidak perlu pusing mencari hingga ke Boyolali. Anda pun dapat membuatnya sendiri di rumah. Untuk sayuran yang digunakan sama seperti olahan pecel pada umumnya yaitu bayam, tauge atau kecambah, daun kenikir, wortel dan kacang panjang. Bagi masyarakat Boyolali ada juga yang menambahkan daun adas. Sambal kacang juga mudah untuk dibuat yaitu dengan menggunakan jeruk purut, kencur, bawang putih, cabe, gula jawa, kacang tanah yang telah digoreng sebelumnya, dan air asam jawa.


Jenang pecel ini nikmat untuk disantap di pagi hari sebagai menu sarapan. Biasanya pedagang akan menyajikan jenang pecel ini menggunakan daun pisang yang dibentuk menjadi pincuk sebagai alas makan. Penggunaan daun pisang akan memberikan aroma khas tersendiri yang bisa menambah selera makan. Sebagai tambahan lauk anda bisa menikmatinya dengan tempe mendoan, ikan asin, atau hanya dengan kerupuk. 

Rabu, 15 April 2015

PETIS KAMBING RUNTING KHAS PATI

Anda pecinta kuliner kambing? Mungkin sedang bosan dengan olahan kambing pada umumnya seperti sate kambing, gulai kambing atau tengkleng. Nah! Maka anda wajib mencicipi kuliner khas Pati yang satu ini.

Petis kambing runting, meskipun masakan ini ada nama petisnya namun kata petis ini bukan seperti yang kita tahu pada umumnya. Mungkin dalam benak anda makanan ini menggunakan bumbu petis yang semacam cairan hitam pekat yang terbuat dari rebusan ikan atau udang yang biasa untuk olesan tahu goreng. Petis dalam kuliner ini menurut warga asli Pati merupakan variasi masakan yang bahan dasarnya adalah daging kambing. Makanan ini memiliki kuah yang cair namun sedikit kental yang tebuat dari tepung beras kasar yang telah disangrai.

Nama runting sendiri merupakan nama sebuah desa di kelurahan Tambaharjo, Pati. Makanan tradisional ini memang asalnya dari desa Runting. Namun saat ini petis kambing ini juga sudah tersebar ke desa-desa disekitar desa Runting. Jika anda ingin mencicipi kuliner petis kambing runting ini maka anda dapat berkunjung ke desa Runting atau desa-desa disekitarnya yaitu desa Gadungan yang terletak di sebelah timur desa Runting, desa Payang, dan beberapa desa di kecamatan Wedarijaksa.

Desa Runting ini sendiri letaknya berada di sebelah utara kota Pati kira-kira berjarak kurang lebih tujuh kilometer dari pusat kota. Di sana warung-warung yang menjual petis kambing ini sangat mudah dijumpai karena kebanyakan warung-warung tersebut berada di tepi jalan raya arah Pati – Tayu yang tak jauh dari pasar Runting. Salah satu warung yang bisa anda kunjungi adalah warung Petis Runting “Sonhaji”.

Olahan petis kambing ini sangat disukai para pecinta kuliner karena ada kenikmatan tersendiri ketika menyeruput sumsum yang berasal dari tulang kambing. Ketika memakannya akan terasa gurih, segar, dan sedikit pedas karena bercampur dengan kuah petis. Dalam kuah petis kambing ini juga ada beberapa potongan bagian kambing yang menyembul di permukaan kuah. Namun kebanyakan memang bukan daging kambing melainkan gajih atau lemak kambing. Sepintas kuah petis kambing ini mirip dengan kuah gulai namun warnanya sedikit gelap. Biasanya menikmati petis kambing ini ditemani juga dengan sate kambing tetapi tanpa menggunakan nasi.

Dahulu petis kambing ini memang bukan untuk diperdagangnkan. Biasanya warga memiliki tradisi memasak petis kambing saat hari raya Idul Adha karena pada saat itu banyak sekali daging kambing yang dibagikan. Daging kambing memang cukup mahal sehingga saat hari raya Idul Adha benar-benar dimanfaatkan untuk mengolah kuliner tradisional ini. Resep petis kambing ini sendiri tetap dilestarikan secara turun temurun. Konon asal mula makanan ini tercipta karena dahulu warga desa merasa sayang jika membuang tulang dan iga kambing.

Selasa, 14 April 2015

LENTOG TANJUNG KHAS KUDUS

Kali ini kita akan mengenal kuliner khas kota Kretek, Kudus. Kudus selain terkenal dengan rokok juga menjadi salah satu tujuan untuk wisata religi karena makam Sunan Kudus dan Sunan Muria yang merupakan penyebar agama Islam berada di kota ini. Kudus juga terkenal dengan kulinernya yang lezat-lezat. Selain soto Kudus yang memang sudah sangat terkenal, ada juga Lentog Tanjung. Mungkin banyak yang belum pernah dengar yaa J

Sumber foto http://wisatakuliner.com/

Lentog tanjung ini merupakan makanan khas Kudus yang isinya antara lain potongan lontong  yang diberi kuah santan nan kental semacam sayur lodeh berbahan dasar buah nangka muda kemudian diberi potongan tahu yang diiris berbentuk segitiga.  Lentog tanjung ini biasanya sebagai pelengkap ditambahkan sate telur puyuh dengan citarasa khas Kudus. Tak lupa taburan bawang goreng membuat citarasa lentog tanjung semakin nikmat.

Olahan lentog tanjung dengan rasa gurih dan legit ini sangat enak dinikmati sebagai menu sarapan pagi. Satu porsi lentog tanjung tidak terlalu banyak sehingga cocok dijadikan sarapan pagi. Lentog tanjung biasanya disajikan di atas piring yang beralaskan daun pisang. Untuk menyantap lentog tanjung juga tidak menggunakan sendok melainkan menggunakan suru atau sendok yang terbuat dari daun pisang. Lentog tanjung memang menu sarapan pagi yang sederhana namun dapat menggugah selera makan anda.

Asal muasal nama lentog sendiri konon berarti lontong. Ada juga yang menyebut lentog merupakan singkatan dari pulen dan montog yang merupakan gambaran dari lontong itu sendiri. Lontong yang digunakan untuk makanan ini memang montog karena ukuran lontongnya konon sebesar betis orang dewasa. Haha besar sekali yaa J

Untuk nama Tanjung ternyata diambil dari daerah asal makanan ini. Tanjung adalah nama sebuah desa di kecamatan Jati kabupaten Kudus Jawa Tengah. Lentog tanjung dulu memang makanan khas pagi yang berasal dari desa Tanjung Karang dan hanya dijual disekitar daerah tersebut. Namun saat ini penjual lentog tanjung telah menyebar ke seluruh pelosok kota Kudus.

Jika anda ingin mencicipi kuliner khas Kudus ini anda dapat mendatangi kios-kios yang ada di pinggir-pinggir jalan kota Kudus. Salah satunya berada di jalur lambat khusus sepeda motor yaitu di jalan R. Agil Kusumadya. Namun jika anda ingin mencicipi lentog yang khas dari daerah asalnya maka anda dapat mengunjungi desa Tanjung gang I Kudus. Di sana kurang lebih ada 20 kios yang menjajakan menu lentog tanjung. 

Ada satu hal yang unik dari penjual lentog tanjung ini yaitu para penjualnya menggunakan angkringan untuk menjajakan dagangannya. Jika anda ingin mencicipi kuliner ini, maka anda harus datang pagi-pagi sekali karena biasanya penjual menjajakan lentog tanjung sejak pukul setengah enam sampai jam delapan pagi.

Senin, 13 April 2015

MIE KOPYOK SEMARANG

Semarang yang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah memiliki kulliner beragam yang tak kalah lezat dengan daerah lain. Salah satunya ada kuliner legendaris yang saat ini mungkin cukup sulit untuk ditemukan yaitu mie kopyok. Kuliner ini sulit ditemukan karena kebanyakan penjual mie kopyok menjual makanan ini dengan cara berkeliling dari kampung ke kampung atau di perumahan menggunakan gerobak dorong khas kaki lima. Namun jika anda yang sedang melancong ke kota Atlas ini anda harus mencoba mie kopyok Pak Dhuwur di jalan Tanjung Semarang. Mie kopyok Pak Dhuwur ini letaknya tepat di belakang kantor PLN jalan Pemuda.

Sumber foto http://resepcaramemasak.info/
Kata kopyok yang berasal dari bahasa Jawa memiliki arti diaduk. Disebut mie kopyok mungkin karena dalam proses pembuatannya mie dikopyok atau diaduk dalam air mendidih. Ada juga yang mengatakan disebut mie kopyok karena pada saat akan menyajikan, larutan kuah yang terbuat dari bawang dan garam, dituangkan ke dalam piring saji dengan cara dikopyok.

Meskipun memiliki nama masakan yang artinya hampir  sama dengan mie kocok dari Bandung, namun dari segi tampilan dan rasa sangat berbeda dengan mie kocok Bandung. Mie kopyok Semarang ini dari segi tampilan hampir sama dengan lontong balap Surabaya. Namun dari segi rasa sudah pasti berbeda antara mie kopyok dan lontong balap.

Mie kopyok atau mie lontong ini menggunakan mie basah yang dapat dengan mudah kita temukan di pasar tradisional. Sebagai campurannya diberi tauge, irisan tahu pong khas Semarang, kerupuk karak gendar, dan daun seledri. Untuk membuat kuahnya bumbunya sangat sederhana yaitu campuran bawang dan garam yang dilarutkan dalam air. Pada mie kopyok rasa bawang yang kuat inilah yang menjadi kunci kelezatan mie kopyok. Tak lupa dilengkapi dengan taburan bawang goreng dan kecap akan menambah kelezatan mie kopyok.


Mie kopyok  termasuk makanan yang dapat dinikmati dalam segala suasana. Baik pada saat cuaca panas maupun dingin mie kopyok tetap menggugah selera makan anda. Namun biasanya mie kopyok dinikmati untuk santap siang saat jam istirahat kantor. Mie kopyok yang segar bisa menghilangkan kepenatan anda dari pekerjaan kantor yang menumpuk. 

Mie kopyok ini porsinya tidak banyak, tidak banyak menggunakan lontong namun lebih banyak menggunakan tauge dan mie. Satu porsi mie kopyok pun sudah cukup mengenyangkan sebenarnya dan tidak membuat eneg karena rasa segar dari kuah bawang. Bahkan ketika anda selesai makan pun rasa kuah bawang yang kuat masih bisa anda rasakan. Jika anda berkunjung ke Semarang, selain mencicipi lumpia, sempatkanlah mencicipi mie kopyok ini J

Minggu, 12 April 2015

PINDANG KAMBING WONOGIRI

Pindang, mendengar namanya apa yang ada di benak anda? Masakan berbahan dasar ikan dengan penuh kuah? Atau telur pindang seperti yang sering kita jumpai pada kuliner-kuliner Jogja. Mungkin ada juga yang berpikir pindang adalah sejenis ikan seperti yang sudah familiar bagi warga Semarang. Bagi warga Wonogiri istilah pindang sungguh berbeda dari apa yang selama ini kita tahu dan sering kita dengar seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya.

Sumber foto ; http://ajigescheitblogku.blogspot.com/
Di Wonogiri ada satu kuliner tradisional yang bernama pindang kambing. Kuliner tradisional ini adalah makanan yang terbuat dari adonan tepung gaplek. Tepung gaplek sendiri adalah tepung yang terbuat dari singkong yang telah dikeringkan sebelum kemudian ditumbuk halus menjadi tepung. Untuk menyantap pindang kambing ini biasanya dilengkapi dengan kikil kambing atau jeroan. Tak lupa sebelum dihidangkan pindang dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan daun jati. Penggunaan daun jati sebagai pembungkus diyakini dapat mempertahankan citarasa dari pindang tersebut. Bahkan jika diganti dengan daun pisang konon rasanya tak senikmat menggunakan daun jati.

Dari segi tampilan mungkin pindang kambing ini kurang menarik dan kurang menggugah selera makan. Namun ketika mencicipi makanan ini barulah terasa makanan ini mampu memberikan kesan tersendiri, bahkan banyak warga Wonogiri yang telah merantau menjadi rindu dengan kuliner tradisional ini. Pindang kambing ini mempunyai rasa yang manis dan gurih. Semakin nikmat dengan adanya kikil kambing yang memiliki rasa kuat dan terasa empuk. Untuk memasak pindang kambing bumbu yang digunakan pun seperti kebanyakan masakan-masakan khas Jawa pada umumnya dan juga mudah didapatkan. Bumbu yang digunakan antara lain lengkuas, ketumbar, bawang putih, garam, gula jawa, sereh, dan daun jeruk.

Jika anda ingin mencicipi kuliner ini anda bisa datang ke pasar Pokoh. Namun anda harus datang pagi-pagi sekali pada pukul enam pagi karena makanan ini sangat diburu oleh pecinta pindang kambing. Biasanya hanya dalam waktu satu jam pindang kambing sudah habis diburu pembeli. Anda juga bisa blusukan ke daerah Ngadirojo Wonogiri. Tepatnya di dusun Sambirejo ada penjual pindang kambing yang sangat terkenal, yaitu pindang kambing mbah Sinem.


Mbah Sinem sendiri mengaku telah berjualan pindang kambing sejak tahun 1975. Mbah Sinem meneruskan usaha yang dirintis oleh neneknya. Mbah Sinem pun berusaha untuk tetap mempertahankan bumbu dan citarasa yang khas sehingga sampai saat ini pindang kambing olahannya masih banyak diburu oleh pembeli. 

Jumat, 10 April 2015

SEGO MEGONO PEKALONGAN

Bagi anda yang sering mudik melalui jalur pantai utara Jawa mungkin sudah tidak asing dengan kuliner ini. Sego megono atau nasi megono memang makanan khas yang sudah sangat familiar di kota-kota jalur pantura seperti Pemalang, Pekalongan, dan Batang.  Menu sego megono biasanya dijadikan sebagai menu sarapan yang murah meriah dan banyak disukai oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah. Bagi anda yang ingin mencicipi kuliner ini tidak sulit untuk menemukannya. Menu sego megono banyak dijual di pasar-pasar atau di warung-warung makan.

Sumber foto http://ridhonoor.blogspot.com/

Masakan sego megono merupakan makanan yang sederhana. Sego megono menggunakan bahan dasar nangka muda yang dicincang halus kemudian di masak dengan bumbu khas urap yang pedas dan gurih. Tak lupa disajikan lengkap dengan sambal tauco khas Pekalongan dan terik tempe berbalut santan serta nasi putih yang masih hangat membuat makanan ini semakin terasa nikmat. Apalagi jika disajikan dengan menggunakan pincuk yang terbuat dari daung pisang, hmm... membuat nafsu makan semakin besar karena aroma harum daun pisang yang khas.

Asal usul nama megono konon berasal dari kata mega yang berarti awan dan gegono yang berarti angkasa. Jika digabungkan menjadi megono yang kurang lebih artinya menjadi mego ing gegono atau awan di angkasa. Sampai di sini anda pasti bingung, apa hubungannya awan di angkasa dengan makanan berbahan dasar nangka muda ini?

Jadi kurang lebih begini ceritanya, tetapi saya juga tidak bisa memastikan benar atau tidak cerita ini, hehe. Dahulu pada masa penjajahan, konon sego megono pertama kali muncul saat terjadinya perang kemerdekaan I dan II atau biasa dikenal dengan agresi militer Belanda I dan II. Saat itu para pejuang berusaha untuk tetap bisa makan dengan lauk seadanya dengan mengolah makanan menggunakan nangka muda. Nangka muda yang diolah ini memiliki warna yang agak kecokelatan yang terlihat agak kotor sehingga terkesan seperti awan mendung di angkasa. Mungkin karena hal itulah makanan ini dinamakan sego megono.


Ada juga sumber yang menceritakan bahwa sego megono ini masih ada pengaruhnya dengan budaya dari bangsa Arab. Biasanya bagi orang Arab saat mengadakan suatu acara akan mengakhiri acara tersebut dengan makan nasi kebuli secara bersama-sama melingkari satu nampan besar. Budaya inilah yang kemudian diserap oleh masyarakat Jawa. Namun karena masyarakat Jawa pada saat itu jarang mengkonsumsi daging maka bahan dasarnya pun diganti dengan menggunakan nangka muda yang lebih merakyat. Kota Pekalongan memang merupakan salah satu kota yang kultur masjidnya masih sangat kental.

Kamis, 09 April 2015

SELAT SOLO

Menjelajahi kota Solo dan berburu kulinernya seakan tidak akan ada habisnya. Solo memang sudah dikenal dengan kekayaan kulinernya. Bahkan kuliner asli kota Solo sering pula ditayangkan di televisi nasional. Salah satunya adalah Selat Solo. Kuliner perpaduan antara budaya Barat dan Timur ini memang tak lepas dari sejarah masa penjajahan Hindia Belanda.

Sumber foto http://resepmasakan.biz/

Nama selat ini berasal dari kata Slatjee yang merupakan bahasa Belanda dan artinya adalah salad. Kabarnya asal mula terciptanya masakan ini berasal dari keluarga keraton dengan cita rasa yang disesuaikan dengan lidah pribumi. Kuliner selat ini memang memiliki keterkaitan sejarah pada masa penjajahan Belanda. Selat Solo konon merupakan adopsi dari masakan bistik a la Eropa. Terlihat dari penggunaan mayonaise yang merupakan ciri khas dari masakan Eropa. Sedangkan pengaruh Jawa dapat terlihat dari penggunaan kecap manis.

Pada jaman kolonial Belanda biasanya kuliner selat Solo ini dinikmati setelah makan siang sampai sebelum waktu makan malam. Selat Solo ini meman hanya dijadikan sebagai menu selingan saja, sehingga sengaja disajikan tanpa menggunkana nasi.

Jika diamati lebih lanjut, selat Solo sebenarnya tidak mirip dengan salad a la Eropa. Selat Solo cenderung lebih mirip dengan bistik daging yang disajikan lengkap dengan beragam sayuran. Bumbu dasar sebagai komposisi Selat Solo juga kaya akan rempah-rempah, seperti pala, kayu manis, pekak (kembang lawang), dan cengkeh. Selat Solo pada umumnya berisi kentang, wortel, tomat, buncis, irisan telur rebus, daging, daun selada, acar timun, irisan bawang merah, dan saus mayonaise. Selat Solo ini pun memiliki perpaduan rasa yang manis, gurih, sedikit asam, dan segar.

Selat Solo yang disajikan tanpa nasi namun menggunakan banyak sayuran sangat digemari oleh mereka yang sedang melakukan program diet. Dengan mengkonsumsi selat Solo tidak membuat mereka yang sedang diet merasa eneg karena ada perpaduan rasa manis dan asam. Rasa asam yang dihasilkan ini berasal dari campuran antara mayonaise, kentang, dan kuning telur rebus.


Jika anda datang ke Solo dan ingin mencicipi kuliner ini maka ada tiga pilihan tempat yang dapat anda kunjungi. Pertama ada rumah makan Kusuma Sari di jalan Yos Sudarso 75/81 Nonongan. Konon pemilik rumah makan Kusuma Sari ini masih merupakan kerabat keraton, sehingga anda dapat menikmati selat Solo yang benar-benar khas keraton. Kedua ada warung selat Mbak Lies di daerah Serengan di jalan Yudistira gang II nomor 42. Warung selat Mbak Lies ini juga tidak kalah terkenal dengan Kusuma Sari karena mantan wakil presiden Try Sutrisno pernah berwisata kuliner di warung selat Mbak Lies ini. Dan yang ketiga ada Selat Viens di jalan Hassanudin nomor 99 Srambatan. Selamat bernostalgia dengan mencicipi kuliner dari masa lalu J

Rabu, 08 April 2015

SI MANIS DARI KOTA BUDAYA, GUDEG JOGJA

Siapa yang tak kenal dengan kuliner dengan cita rasa manis ini? Gudeg Jogja ini memang sejak puluhan tahun yang lalu telah menjadi kuliner khas yang populer. Bahkan gudeg menjadi salah satu kuliner yang paling banyak dicari untuk dijadikan buah tangan bagi para wisatawan yang melancong ke Yogyakarta.

Sumber foto http://indonesiaexplorer.net/
Gudeg ini merupakan kuliner yang bahan dasarnya berasal dari nangka muda atau biasa disebut dengan gori. Sebelum diolah menjadi gudeg, gori harus dibersihkan terlebih dahulu lalu dimasak menggunakan kuah santan lengkap dengan bumbu rempah-rempahnya. Warna cokelat pada gudeg sendiri diperoleh dari daun jati yang dimasak bersama gori. Untuk memasak gori dibutuhkan waktu yang cukup lama agar gori menjadi empuk dan rasanya manis. Dalam penyajiannya gudeg biasa dinikmati lengkap dengan sambal goreng krecek (kulit sapi), telur pindang, tahu tempe bacem, dan opor ayam. Tak lupa sebagai sentuhan terakhir gudeg disiram dengan areh nan gurih sehingga menghasilkan cita rasa yang khas.

Di Yogyakarta sendiri mengenal tiga jenis gudeg, yaitu gudeg basah, gudeg kering, dan gudeg manggar. Gudeg basah penyajiannya dengan cara diberi kuah santan (nyemek) yang gurih. Untuk gudeg kering dibutuhkan waktu memasak yang lebih lama sampai kuah mengering dan warna gori menjadi lebih cokelat. Rasa dari gudeg kering juga lebih manis mungkin karena bumbu yang meresap ke dalam gori dengan sempurna. Gudeg kering ini bisa tahan sampai kurang lebih 24 jam. Gudeg manggar terbuat dari bunga kelapa dan mempunyai kelezatan tersendiri karena manggar atau bunga kelapa ini ketika dimakan akan terasa renyah. Saat ini gudeg manggar sudah sulit untuk ditemukan karena terbatasnya persediaan manggar.

Di Yogyakarta ada satu sentra gudeg yang sangat terkenal yaitu sentra gudeg Wijilan. Sentra gudeg Wijilan ini letaknya tidak jauh dari kompleks keraton Yogyakarta. Namun ternyata gudeg ini bukan kuliner yang berasal dari dalam lingkungan keraton. Gudeg merupakan makanan tradisional masyarakat Yogyakarta karena nangka muda yang merupakan bahan dasar untuk membuat gudeg sangat mudah dijumpai di kebun-kebun milik warga.

Jika anda datang ke sentra gudeg Wijilan anda dapat memilih akan menikmati gudeg dengan cita rasa yang manis atau tidak terlalu manis. Jika anda tidak terlalu suka makanan manis, maka cobalah menikmati gudeg di warung Bu Slamet di Jalan Wijilan 17. Sedangkan jika anda ingin menikmati gudeg kering yang manis maka anda dapat mencicipi gudeg Yu Djum.


Ada satu cerita unik mengenai asal usul nama gudeg ini. Konon saat masa penjajahan dulu ada sepasang suami istri yang tinggal di sudut kota Yogyakarta. Sang suami merupakan warga Inggris sedangkan istrinya merupakan perempuan Jawa. Sang suami biasa memanggil istrinya dengan sebutan ‘dek’ yang memang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Jawa. Suatu hari sang istri memasak untuk sang suami dengan menggunakan nangka muda sebagai bahan dasarnya. Ketika sang suami selesai makan maka sang suami memuji masakan sang istri dengan mengatakan “It’s good dek” yang memang terdengar seperti mengatakan ‘gudeg’. Entah cerita ini benar atau tidak, yang jelas gudeg memang good! J

Selasa, 07 April 2015

KUPAT TAHU MAGELANG

Di Indonesia kuliner berbahan dasar tahu dan kupat atau ketupat sudah tidak asing lagi. Terutama di tanah Jawa, kuliner kupat tahu sudah tersebar di berbagai daerah yang tentu mempunyai ciri khas masing-masing. Salah satu kuliner kupat tahu yang terkenal adalah kupat tahu dari Magelang. Ciri khas dari kupat tahu Magelang yaitu memiliki kuah yang encer nan segar dengan cita rasa yang dominan pedas, gurih, dan sedikit manis.
Sumber foto http://www.selerakita.info/

Kupat tahu Magelang ini menggunakan bumbu yang cukup sederhana. Bumbu yang digunakan antara lain bawang putih, cabe, garam, dan bumbu kacang. Untuk sayuran biasanya yang digunakan adalah sayuran kol, tauge dan daun seledri. Kupat tahu Magelang juga dilengkapi potongan tahu putih yang telah digoreng terlebih dahulu dan juga bakwan atau gimbal. Tak lupa taburan bawang goreng untuk menambah kelezatan dari kupat tahu. Anda bisa juga memesan kupat tahu spesial dengan tambahan telur ceplok atau telur dadar yang menjadikan kuliner ini semakin bergizi. J

Di Magelang ada dua penjual kupat tahu yang sangat terkenal yaitu kupat tahu pak Pangat dan kupat tahu Pojok (Pak Slamet). Kupat tahu pak Pangat berada di jalan Senopati. Warung kupat tahu Pak Pangat sendiri mempunyai dua cabang. Warung yang satu ada di dekat SMP Negeri 7 dan yang lainnya berada tak jauh dari SMU Negeri 4. Pak Pangat konon sudah berjualan kupat tahu sejak tahun 1985.

Kupat tahu Pak Pangat ini memiliki keunggulan tersendiri yaitu sayuran kol yang digunakan bukan sayuran kol mentah, melainkan telah digoreng terlebih dahulu. Sayuran kol yang telah digoreng ini ternyata membuat cita rasanya menjadi lebih manis. Kunci dari kesegaran kuah kupat tahu pak Pangat ternyata ada pada bumbu dasar yang digunakan. Selain menggunakan bawang putih dan kacang tanah, pak Pangat juga menambahkan air gula jawa, asam jawa dan kecap. Pak Pangat juga memiliki cara tersendiri untuk meracik kupat tahunya, yaitu dengan cara bawang putih dan kacang tanah yang sudah digoreng langsung diulek pada piring saji. Setelah meracik bawang putih dan kacang tanah di atas piring saji barulah ditambahkan air gula merah dan kecap.

Selain kupat tahu pak Pangat ada juga kupat tahu yang tak kalah legendaris, yaitu Kupat Tahu Pojok. Konon kupat tahu Pojok ini sudah buka sejak tahun 1952. Kupat tahu pojok letaknya berada di jalan Tentara Pelajar nomor 14. Di warung kupat tahu Pojok ini juga menyediakan sekoteng dan wedang jahe untuk menemani anda saat menyantap kupat tahu. Sekoteng dan wedang jahe ini memang sangat cocok di nikmati di kota Magelang yang mempunyai hawa cukup sejuk.


Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta keluarga pun kabarnya sudah pernah mencicipi lezatnya kupat tahu Pojok ini. Wow, referensi kuliner yang patut dicoba yaa, bahkan mantan orang nomor satu di negeri ini sudah pernah menikmati kupat tahu pojok. J

Senin, 06 April 2015

KULINER KEBANGGAN KEBUMEN, NASI PENGGEL

Jika Pekalongan terkenal dengan nasi megono dan Surakarta terkenal dengan nasi liwet sebagai menu sarapan, maka Kebumen juga mempunyai menu sarapan unggulan. Nasi penggel merupakan menu sarapan yang khas bagi masyarakat Kebumen. Tidak hanya sebagai menu sarapan, kuliner ini juga kerap dijumpai pada acara-acara hajatan warga Kebumen. Makanan khas ini konon berasal dari desa Karangpoh kecamatan Pejagoan Kebumen.

Sumber foto : http://lantingbumbu.blogspot.com/

Nasi penggel memiliki bentuk yang cukup unik dan hal ini bisa membuat daya tarik bagi wisatawan untuk mencicipi nasi penggel ini. Nasi penggel memiliki bentuk yang bulat seperti bola pingpong. Untuk menikmati nasi penggel biasanya juga disediakan sayur bersantan mirip dengan lodeh yang memiliki cita rasa pedas. Sayuran ini biasanya berisi antara lain nangka muda, rebung, kacang panjang, daun singkong, daun dan kulit buah melinjo, tempe dan juga tahu pong. Sebagai pelengkap untuk menambah kenikmatan nasi penggel juga disediakan telur, daging, lidah, tulang muda, dan aneka jeroan sapi yang diolah mirip dengan opor atau bisa juga dilengkapi dengan gulai kikil sapi.

Karena merupakan menu sarapan, nasi penggel akan banyak dijumpai pada pagi hari antara jam setengah enam pagi sampai jam sembilan pagi. Anda bisa menikmati menu sarapan khas ini di daerah alun-alun Kebumen, di jalan Pemuda Kebumen, dan di tepi jalan raya Dukuh Gunungsari desa Karangpoh atau sekitar satu kilometer ke arah barat dari kota Kebumen.

Di Kebumen ada satu penjual nasi penggel yang sangat terkenal, yaitu nasi penggel Pak Melan. Nasi penggel pak Melan inilah yang dikenal warga sekitar sebagai nasi penggel yang legendaris. Nasi penggel pak Melan berada di daerah kecamatan Pejagoan Kebumen. Warung nasi penggel ini biasanya buka sejak pukul setengah enam pagi hingga pukul delapan pagi.

Menikmati nasi penggel ini anda akan dapat merasakan kesederhanaan yang khas dari rakyat kecil. Ternyata ada sejarah yang melatarbelakangi terciptanya nasi penggel ini yang masih berkaitan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Konon untuk memudahkan distribusi makanan bagi para pejuang yang sedang berperang nasi dikepal-kepal dibentuk bulat dan dari sinilah tercipta nasi penggel.


Nasi yang dibentuk bulat-bulat meskipun kelak ketika dimakan akan hancur tidak berbentuk, nasi penggel ini memiliki rasa yang lebih gurih. Rasa gurih ini tercipta karena ketika membentuk bulatan nasi biasanya tangan diolesi terlebih dahulu dengan minyak kelapa. Untuk menambah kenikmatan kuliner ini, nasi penggel disajikan dalam daun pisang yang dibentuk menjadi pincuk. Sendoknya pun juga dibuat dari daun pisang. Namun ada juga yang menyajikannya lebih praktis dengan menggunakan piring berlapis daun pisang yang telah dikukus agar tidak mudah robek dan menghasilkan aroma yang khas.

Minggu, 05 April 2015

MENIKMATI LEGITNYA GULAI MELUNG PURBALINGGA

Jika anda sedang berkunjung ke Purbalingga, cobalah anda blusukan ke daerah dusun Melung desa Larangan, kecamatan Pengadegan. Di sana ada sebuah rumah makan, yaitu rumah makan Bu Hadi yang sangat terkenal dengan gulainya. Bagi warga sekitar, gulai Bu Hadi ini terkenal dengan nama gulai Melung.
Sumber foto http://travel.kompas.com/
Gulai melung Bu Hadi ini bahan dasarnya menggunakan daging kambing dan bisa dinikmati dalam tiga versi, yaitu versi basah, nyemek, atau versi kering. Bu Hadi memang dalam menyajikan gulai melung dengan cara menyediakan kuah secara terpisah. Hal ini agar pelanggan dapat memilih untuk menyantap gulai melung secara kering, setengah basah, atau penuh dengan kuah. Gulai melung ini bisa disajikan dengan ketupat, lontong maupun nasi.

Jika anda bosan menikmati bagian daging kambing, maka ada alternatif lain. Anda dapat memilih balungan, jeroan, sumsum, babat, kepala atau bagian kaki kambing. Selama ini yang menjadi favorit kebanyakan pelanggan adalah bagian kaki dan balungan kambing. Balungan dan kaki kambing sangat disukai pelanggan karena saat memakannya pelanggan dapat menikmati asyiknya mencungkil daging dari tulang belulang.

Gulai melung memiliki rasa yang sangat khas, berbeda dengan gulai kambing pada umumnya. Hal ini mungkin dikarenakan gulai melung dimasak dengan menggunakan tungku tradisional dengan kayu sebagai bahan bakarnya.  Kuah santan pada gulai melung memiliki cita rasa gurih-gurih manis juga pedas karena menggunakan bumbu kunir, jahe, serai, daun salam, laos, bawang merah, merica, ketumbar, cabe, dan gula jawa.

Bu Hadi memiliki cara sendiri untuk mengolah gulai melungnya. Selain dimasak dengan cara tradisional menggunakan tungku, daging gulai dimasak selama dua jam agar daging kambing terasa empuk dan bumbu pun dapat menyerap dalam serat daging dengan sempurna. Cara mengolah daging kambing yang memakan waktu cukup lama ini ternyata juga dapat menghilangkan bau tidak sedap pada daging kambing. Selain itu, gulai melung juga menggunakan kecombrang yang juga berfungsi untuk mengurangi bau amis pada daging.


Warung makan Bu Hadi ini biasanya buka setiap hari mulai jam delapan pagi hingga jam delapan malam. Namun pada jam dua belas sampai jam satu siang akan tutup sementara untuk istirahat. Warung makan ini letaknya kira-kira satu jam perjalanan jika ditempuh dari kota Purwokerto atau kira-kira 22 kilometer dari pusat kota Purbalingga. Walaupun rumah makan ini berada di desa namun ternyata gulai melung sangat digemari oleh pejabat. Tidak hanya pejabat di kota Purbalingga tetapi juga pejabat dari Banyumas, Pemalang, Banjarnegara dan juga Semarang.

Rabu, 01 April 2015

MIE ONGKLOK WONOSOBO

Liburan ke Dieng belum lengkap rasanya jika anda belum mencicipi mie ongklok di Wonosobo. Wonosobo yang kondisi geografisnya terletak pada dataran tinggi dan berhawa sejuk membuat mie ongklok sangat digemari oleh warga Wonosobo. Di Wonosobo sendiri ada dua penjual mie ongklok yang cukup terkenal yaitu mie ongklok Pak Muhadi di jalan A. Yani dan mie ongklok Longkrang di jalan Pasukan Ronggolawe nomor 14. Mie ongklok longkrang ini letaknya cukup strategis karena berada di tengah kota.

Sumber foto https://twitter.com/mieongklok_bdg
Menurut penuturan warga setempat, mie ongklok Longkrang ini merupakan mie ongklok generasi pertama di Wonosobo. Mie ongklok Longkrang terkenal dengan kuahnya yang kental dan disinilah kunci kelezatan dari mie ongklok yaitu ada pada kuah. Menurut kabar yang beredar, kelezatan mie ongklok Longkrang ini tidak hanya terkenal di dalam negeri tapi juga sudah dikenal sampai di negara-negara Amerika, Asia dan Eropa. Pengelola dari mie ongklok Longkrang menyebutkan bahwa mie ongklok pertama kali dibuka di Wonosobo pada tahun 1960.

Nama ongklok konon memilliki arti tersendiri. Ongklok merupakan semacam keranjang kecil yang terbuat dari anyaman bambu. Ongklok inilah yang digunakan untuk membantu proses perebusan mie. Jadi disebut mie ongklok karena sebelum mie disajikan, terlebih dahulu diracik lengkap dengan sayuran kol segar dan potongan daun kucai. Mie dan sayuran yang diracik kemudian dimasukan ke dalam keranjang ongklok tadi untuk dicelup-celupkan selama beberapa menit pada air mendidih. Proses mencelupkan mie ke dalam air mendidih ini juga biasa disebut dengan proses  diongklok.

Setelah mie dan sayuran diongklok ke dalam air mendidih kemudian diletakkan ke dalam mangkuk dan selanjutnya diberi kuah. Kuah mie ongklok juga sangat khas karena berasal dari tepung pati atau kanji. Kuah kental berkanji ini biasanya disebut dengan sebutan loh. Kuah kental mie ongklok kemudian dicampur dengan gula jawa, ebi, dan bumbu rempah-rempah. Biasanya kuah mie ongklok juga dicampur dengan bumbu kacang. Sebagai sentuhan terakhir dilengkapi dengan merica dan bawang goreng agar cita rasanya semakin nikmat.


Untuk mienya sendiri yang digunakan adalah mie kuning. Mie ongklok akan semakin nikmat jika disajikan lengkap dengan sate sapi, tempe kemul khas Wonosobo dan geblek. Geblek ini merupakan makanan yang terbuat dari singkong yang digoreng. Pada umumnya olahan mie di berbagai daerah di Indonesia disajikan menggunakan sayuran sawi atau tauge namun pada mie ongklok justru menggunakan sayuran kol atau kubis dan daun kucai. Daun kucai sendiri konon mempunyai manfaat sebagai penurun darah tinggi.