Kamis, 09 April 2015

SELAT SOLO

Menjelajahi kota Solo dan berburu kulinernya seakan tidak akan ada habisnya. Solo memang sudah dikenal dengan kekayaan kulinernya. Bahkan kuliner asli kota Solo sering pula ditayangkan di televisi nasional. Salah satunya adalah Selat Solo. Kuliner perpaduan antara budaya Barat dan Timur ini memang tak lepas dari sejarah masa penjajahan Hindia Belanda.

Sumber foto http://resepmasakan.biz/

Nama selat ini berasal dari kata Slatjee yang merupakan bahasa Belanda dan artinya adalah salad. Kabarnya asal mula terciptanya masakan ini berasal dari keluarga keraton dengan cita rasa yang disesuaikan dengan lidah pribumi. Kuliner selat ini memang memiliki keterkaitan sejarah pada masa penjajahan Belanda. Selat Solo konon merupakan adopsi dari masakan bistik a la Eropa. Terlihat dari penggunaan mayonaise yang merupakan ciri khas dari masakan Eropa. Sedangkan pengaruh Jawa dapat terlihat dari penggunaan kecap manis.

Pada jaman kolonial Belanda biasanya kuliner selat Solo ini dinikmati setelah makan siang sampai sebelum waktu makan malam. Selat Solo ini meman hanya dijadikan sebagai menu selingan saja, sehingga sengaja disajikan tanpa menggunkana nasi.

Jika diamati lebih lanjut, selat Solo sebenarnya tidak mirip dengan salad a la Eropa. Selat Solo cenderung lebih mirip dengan bistik daging yang disajikan lengkap dengan beragam sayuran. Bumbu dasar sebagai komposisi Selat Solo juga kaya akan rempah-rempah, seperti pala, kayu manis, pekak (kembang lawang), dan cengkeh. Selat Solo pada umumnya berisi kentang, wortel, tomat, buncis, irisan telur rebus, daging, daun selada, acar timun, irisan bawang merah, dan saus mayonaise. Selat Solo ini pun memiliki perpaduan rasa yang manis, gurih, sedikit asam, dan segar.

Selat Solo yang disajikan tanpa nasi namun menggunakan banyak sayuran sangat digemari oleh mereka yang sedang melakukan program diet. Dengan mengkonsumsi selat Solo tidak membuat mereka yang sedang diet merasa eneg karena ada perpaduan rasa manis dan asam. Rasa asam yang dihasilkan ini berasal dari campuran antara mayonaise, kentang, dan kuning telur rebus.


Jika anda datang ke Solo dan ingin mencicipi kuliner ini maka ada tiga pilihan tempat yang dapat anda kunjungi. Pertama ada rumah makan Kusuma Sari di jalan Yos Sudarso 75/81 Nonongan. Konon pemilik rumah makan Kusuma Sari ini masih merupakan kerabat keraton, sehingga anda dapat menikmati selat Solo yang benar-benar khas keraton. Kedua ada warung selat Mbak Lies di daerah Serengan di jalan Yudistira gang II nomor 42. Warung selat Mbak Lies ini juga tidak kalah terkenal dengan Kusuma Sari karena mantan wakil presiden Try Sutrisno pernah berwisata kuliner di warung selat Mbak Lies ini. Dan yang ketiga ada Selat Viens di jalan Hassanudin nomor 99 Srambatan. Selamat bernostalgia dengan mencicipi kuliner dari masa lalu J

1 komentar:

  1. lokasi yg no 1 dan no2 udh prnh aku dtgin ^o^... suamiku solo mba..jd tiap mudik lebaran kita pasti kliling solo nyari kuliner baru utk aku review ;) Kangen trs ama solo.. makananya ga abis2 yaaa...

    eh tp aku lbh suka selat solo mba lies drpd yg kusuma sari.. mantepan mba lies lah ;)

    BalasHapus