Rabu, 15 April 2015

PETIS KAMBING RUNTING KHAS PATI

Anda pecinta kuliner kambing? Mungkin sedang bosan dengan olahan kambing pada umumnya seperti sate kambing, gulai kambing atau tengkleng. Nah! Maka anda wajib mencicipi kuliner khas Pati yang satu ini.

Petis kambing runting, meskipun masakan ini ada nama petisnya namun kata petis ini bukan seperti yang kita tahu pada umumnya. Mungkin dalam benak anda makanan ini menggunakan bumbu petis yang semacam cairan hitam pekat yang terbuat dari rebusan ikan atau udang yang biasa untuk olesan tahu goreng. Petis dalam kuliner ini menurut warga asli Pati merupakan variasi masakan yang bahan dasarnya adalah daging kambing. Makanan ini memiliki kuah yang cair namun sedikit kental yang tebuat dari tepung beras kasar yang telah disangrai.

Nama runting sendiri merupakan nama sebuah desa di kelurahan Tambaharjo, Pati. Makanan tradisional ini memang asalnya dari desa Runting. Namun saat ini petis kambing ini juga sudah tersebar ke desa-desa disekitar desa Runting. Jika anda ingin mencicipi kuliner petis kambing runting ini maka anda dapat berkunjung ke desa Runting atau desa-desa disekitarnya yaitu desa Gadungan yang terletak di sebelah timur desa Runting, desa Payang, dan beberapa desa di kecamatan Wedarijaksa.

Desa Runting ini sendiri letaknya berada di sebelah utara kota Pati kira-kira berjarak kurang lebih tujuh kilometer dari pusat kota. Di sana warung-warung yang menjual petis kambing ini sangat mudah dijumpai karena kebanyakan warung-warung tersebut berada di tepi jalan raya arah Pati – Tayu yang tak jauh dari pasar Runting. Salah satu warung yang bisa anda kunjungi adalah warung Petis Runting “Sonhaji”.

Olahan petis kambing ini sangat disukai para pecinta kuliner karena ada kenikmatan tersendiri ketika menyeruput sumsum yang berasal dari tulang kambing. Ketika memakannya akan terasa gurih, segar, dan sedikit pedas karena bercampur dengan kuah petis. Dalam kuah petis kambing ini juga ada beberapa potongan bagian kambing yang menyembul di permukaan kuah. Namun kebanyakan memang bukan daging kambing melainkan gajih atau lemak kambing. Sepintas kuah petis kambing ini mirip dengan kuah gulai namun warnanya sedikit gelap. Biasanya menikmati petis kambing ini ditemani juga dengan sate kambing tetapi tanpa menggunakan nasi.

Dahulu petis kambing ini memang bukan untuk diperdagangnkan. Biasanya warga memiliki tradisi memasak petis kambing saat hari raya Idul Adha karena pada saat itu banyak sekali daging kambing yang dibagikan. Daging kambing memang cukup mahal sehingga saat hari raya Idul Adha benar-benar dimanfaatkan untuk mengolah kuliner tradisional ini. Resep petis kambing ini sendiri tetap dilestarikan secara turun temurun. Konon asal mula makanan ini tercipta karena dahulu warga desa merasa sayang jika membuang tulang dan iga kambing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar