Anda
pecinta kuliner kambing? Mungkin sedang bosan dengan olahan kambing pada
umumnya seperti sate kambing, gulai kambing atau tengkleng. Nah! Maka anda
wajib mencicipi kuliner khas Pati yang satu ini.
Petis
kambing runting, meskipun masakan ini ada nama petisnya namun kata petis ini
bukan seperti yang kita tahu pada umumnya. Mungkin dalam benak anda makanan ini
menggunakan bumbu petis yang semacam cairan hitam pekat yang terbuat dari
rebusan ikan atau udang yang biasa untuk olesan tahu goreng. Petis dalam
kuliner ini menurut warga asli Pati merupakan variasi masakan yang bahan
dasarnya adalah daging kambing. Makanan ini memiliki kuah yang cair namun
sedikit kental yang tebuat dari tepung beras kasar yang telah disangrai.
Nama
runting sendiri merupakan nama sebuah desa di kelurahan Tambaharjo, Pati. Makanan
tradisional ini memang asalnya dari desa Runting. Namun saat ini petis kambing
ini juga sudah tersebar ke desa-desa disekitar desa Runting. Jika anda ingin
mencicipi kuliner petis kambing runting ini maka anda dapat berkunjung ke desa
Runting atau desa-desa disekitarnya yaitu desa Gadungan yang terletak di
sebelah timur desa Runting, desa Payang, dan beberapa desa di kecamatan
Wedarijaksa.
Desa
Runting ini sendiri letaknya berada di sebelah utara kota Pati kira-kira
berjarak kurang lebih tujuh kilometer dari pusat kota. Di sana warung-warung
yang menjual petis kambing ini sangat mudah dijumpai karena kebanyakan
warung-warung tersebut berada di tepi jalan raya arah Pati – Tayu yang tak jauh
dari pasar Runting. Salah satu warung yang bisa anda kunjungi adalah warung
Petis Runting “Sonhaji”.
Olahan
petis kambing ini sangat disukai para pecinta kuliner karena ada kenikmatan
tersendiri ketika menyeruput sumsum yang berasal dari tulang kambing. Ketika memakannya
akan terasa gurih, segar, dan sedikit pedas karena bercampur dengan kuah petis.
Dalam kuah petis kambing ini juga ada beberapa potongan bagian kambing yang
menyembul di permukaan kuah. Namun kebanyakan memang bukan daging kambing
melainkan gajih atau lemak kambing. Sepintas kuah petis kambing ini mirip
dengan kuah gulai namun warnanya sedikit gelap. Biasanya menikmati petis
kambing ini ditemani juga dengan sate kambing tetapi tanpa menggunakan nasi.
Dahulu
petis kambing ini memang bukan untuk diperdagangnkan. Biasanya warga memiliki
tradisi memasak petis kambing saat hari raya Idul Adha karena pada saat itu
banyak sekali daging kambing yang dibagikan. Daging kambing memang cukup mahal
sehingga saat hari raya Idul Adha benar-benar dimanfaatkan untuk mengolah
kuliner tradisional ini. Resep petis kambing ini sendiri tetap dilestarikan
secara turun temurun. Konon asal mula makanan ini tercipta karena dahulu warga
desa merasa sayang jika membuang tulang dan iga kambing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar