Minggu, 15 Maret 2015

SEDAP GURIH SOTO BETAWI

Indonesia tidak hanya terkenal dengan kekayaan alamnya tapi juga kekayaan kuliner nusantara. Soto salah satu contoh makanan Indonesia yang bisa membuktikan kekayaan kuliner nusantara karena soto disetiap daerah di Indonesia memiliki perbedaan dan ciri khusus. Soto Betawi, kuliner khas yang tetap eksis di Ibu Kota Negara dan mampu bersaing meskipun banyak masakan asing yang masuk ke Indonesia. Soto Betawi masih menjadi salah satu ikon kuliner ibu kota Jakarta.

Sumber foto : www.gayahidupku.com

Soto sendiri merupakan makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari kaldu daging ayam atau sapi. Soto Betawi merupakan kuliner hasil olahan daging dan jeroan sapi yang kemudian disiram dengan kuah gurih yang dapat memanjakan lidah. Isi dari soto Betawi biasanya antara lain potongan daging, usus, babat dan paru. Sangat nikmat disajikan dengan nasi putih hangat dan dilengkapi bawang goreng, emping, dan sambal merah.

Kuah soto Betawi mengandung aneka rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, jahe, daun salam, serai dan cengkeh. Kuah dari soto Betawi ini juga menggunakan santan dan susu sapi, agar tidak eneg tambahkan perasan jeruk nipis sebagai penyegar rasa soto. Ada pula yang membuat kuah soto Betawi dengan menambahkan minyak samin agar rasanya lebih sedap.

Cara membuat soto Betawi cukup sulit untuk pemula. Pertama didihkan air kemudian masukan daging dan jeroan. Rebus daging dan jeroan hingga empuk bersama potongan jahe dan lengkuas. Setelah daging dan jeroan empuk, angkat dan tiriskan. Air rebusan daging dan jeroan tersebut jadikan sebagai air kaldu.

Sementara itu goreng daging dan jeroan yang telah direbus hingga berwarna kecoklatan. Tumis semua bumbu dasar yang telah dihaluskan hingga aromanya wangi kemudian tambahkan santan, susu sapi, dan mentega, aduk hingga tercampur rata. Masukkan bumbu dasar yang telah ditumis bersama daun salam dan batang serai ke dalam kaldu, masak hingga mendidih kemudian tambahkan santan kental dan sisa susu. Terakhir masukkan potongan daging dan jeroan yang telah digoreng.

Di kota Jakarta dan sekitarnya penjual soto Betawi bak jamur di musim hujan, banyak sekali. Kebanyakan para penjual soto Betawi ini sudah berjualan secara turun temurun beberapa generasi. Beberapa penjual soto Betawi yang terkenal antara lain soto Betawi H. Husen, soto Betawi H. Saleh Kumis 45, soto Betawi Ratu Plaza, dan soto Betawi Racikan H. Mamat di daerah BSD.


Penggunaan istilah soto Betawi sendiri mulai hadir dalam daftar kuliner masakan Indonesia antara tahun 1977 – 1978. Penjual soto Lie Boen Po di THR Lokasari atau Prinsen Park merupakan penjual soto Betawi yang pertama kali mempopulerkan dan menjadi yang pertama menggunakan kata soto Betawi. Pada masa tersebut para penjual soto biasanya menyebut soto kaki Pak “X” atau dengan sebutan lain. Istilah soto Betawi sendiri mulai menyebar luas ketika penjual soto tersebut mulai tutup sekitar tahun 1991.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar